The Dangerous Man : JAMES RIADY

Leave a Comment
Ada teman yg akan ajukan pencabutan Ke WNI james riady dan tuntut deportasi JR keluar RI


1]. Indonesia berazaskan Pancasila. Negara jamin kebebasan beragama dan jalankan Ibadah. Semua diatur dan ditata melalui UU dan turunannya


2]. RI jamin kebebasan bicara, berpendapat, berkumpul dan berserikat, sepanjang sesuai dgn UUD, UU dan peraturan. Taat hukum. Tertib


3]. RI menjamin setiap WNI mendapat pekerjaan yg layak. Negara manfaatkan SDA sebesar2nya utk kemakmuran rakyat. Semua diatur baik oleh hukum

4]. Seharusnya, RI menjadi negara gemah ripah loh jinawi. Makmur sejahtera, aman dan damai. Tapi...kok tidak terwujud juga? Ada MUSUH. Banyak


5]. Musuh RI itu ada yang LATEN ada yang kasat mata. Yang laten seperti paham komunisme /PKI yg kini bangkit melalui capres Jokowi


6]. Bahaya LATEN lain adalah KG : {Konspirasi Global} yg gencarkan serangan dgn strategi AWS (Asymmetric Warfare Strategy). Banyak agen KG di RI


7]. LSM2, Media, tokoh2 tertentu mdh dipahami sbg agen KG. Contoh LBH, Walhi, ICW, dst. TEMPO, Metro TV, Kompas, First Media Grup = agen KG

8]. LSM yg gemar menolak PLTN pasti agen KG. Mereka mau menciptakan RI yg lemah ketahanan energinya. Mereka tdk cari solusi tapi giring OPINI

9]. TEMPO sdh lama menjadi agen KG. Mereka mendorong terciptanya masyarakat sekuler, liberal, freesex, LGBT, dst.. Berkedok HAM & demokrasi

10]. Metro TV milik PT Multi Polar Industri (MPI). Sama seperti First Media Grup, Lippo Grup milik James Riady agen intelijen China Komunis

11]. Sebab itu kami menyambut baik ketika ada elemen masyarakat Indonesia yg kemarin ingin ajukan gugatan pencabutan Ke WNI an James Riady

12]. James Riady & ayahnya Muchtar Riady = agen RRC. Mereka disupport Global China Resources Ltd, prshan Kedok China Military Intelligence

13]. Manuver2 JR sdh terbukti menohok rakyat AS pada saat pilpres thn 1992 dan 1996. JR dan agen2 intelijen China bantu terpilihnya Clinton

14]. Jutaan USD uang RRC disalurkan ke DMC (timses Demokrat/ Clinton), melalui CMI dan agen2 RRC : John Huang, James Riady cs. Clinton menang

15]. Ketika skandal Lippogate itu terungkap, terbongkarlah status James Riady sbg agen CMI atau agen militer china. Dia dihukum denda & usir


16]. James Riady cs dihukum denda US$ 8,6 juta dan diusir, serta dicegah masuk ke AS selama 2 thn.






17]. Pemerintah AS hukum ringan James Riady. sayangnya saat vonis ini dijatuhkan), Clinton masih sbg Presiden AS.









18]. James Riady cs & prhsanya dilarang terlibat dlm bentuk apapun pada pemilu di AS. Kok di RI dibiarkan ?






19]. James Riady bahkan menyuruh semua karyawannya di AS utk sumbang maksimal Clinton. Uang krywan2 diganti "bonus"









20]. Uang karyawan itu diganti dgn transfer dari Lippogrup Jakarta dan Global China Resources Ltd Hongkong.







21]. James Riady (RRC) berhasil menempatkan Clinton jadi presiden AS dua periode 1993-2001. Clinton utang budi pada JR.






22]. Sebagai balasannya, John Huang dipromosikan menjadi deputy menteri perdagangan AS. Skandal ini terbongkar, Huang dipecat. Tapi...

23]. Tetapi Huang dan Riady sukses bobol data rahasia Kemendag AS, termasuk alutsita & teknoologi militer AS. Dikirim ke RRC. Dijual ke Iran

24]. Huang selama jabat Deputy Mendag AS ikut 83 kali rapat rahasia tingkat tinggi, termasuk dgn Pentagon, CIA, NSA dll. Security AS BOCOR !

25]. James Riady diketahui bolak balik masuk Gedung Putih bahkan meeting sama Clinton di Oval Room. Puluhan kali. AS kebobolan intel CMI RRC

26]. Tahun 1989 terjadi tragedi lapangan Tiannamen China yg bunuh 7000 mahasiwa. Sebagian mati dlindas tank Tentara PKC. Dunia marah

27]. AS jatuhkan hukuman pada RRC. Sanksi dagang dan politik. Namun, ketika Clinton berkuasa 1993, AS cabut sanksi itu dan kembalikan MFC RRC

28]. RRC kembali menjadi mitra sejati AS berkat Clinton. Berkat James Riady. Atas prestasi itu James Riady dianugerahkan Warga Cina Terkemuka

29]. Bahkan RRC - AS mencapai puncak kemesraan hubungan diplomatic seperti skrg ini adalah berkat James Riady. Pahlawan No. 1 RRC

30]. Lalu, kenapa Pemerintah @SBYudhoyono dan rakyat RI biarkan saja James Riady cs obok2 RI dan pilpres RI melalui bonekanya JOKOWI?

31]. Daftar Kejahatan JR dan Lippo Grup sangat panjang di Indonesia, puncaknya adalah ketika dia ingin jadikan Jokowi presiden Boneka RRC

32]. Di AS James Riady sdh dihukum TIDAK BOLEH terlibat dalam bentuk apapun pada pilpres dan pemilu. Perusahan2nya juga kena hukuman sama

33]. Di RI, James Riady terlibat banyak skandal. Lippobanknya juga. Bahkan JR diduga otak krisis moneter 1998, otak rampok BLBI 600 Triliun

34]. JAMES RIADY, KELUARGA RIADY, BISNIS RIADY serta sindikat jaringan intelijen RRC nya sdh menjalar kemana2 di seluruh Indonesia

35]. Uang James Riady tdk terbatas. Harta Riady adalah kekayaan RRC. Devisanya saja US$ 3500 miliar ! RI hanya US$ 100an ..bahaya !!

36]. James Riady punya kantor di Gedung First Media Jl. gatot subroto Jaksel. Punya markas ops intelijen di depan Tugu Tani Jakpus

37]. Hotel Aryaduta depan Tugu Tani dan gedung pendek di sebelahnya adalah milik James riady yg digunakan sbg markas komando & intelijen RRC

38]. Imperium bisnis & OPS intelijen JR obok2 NKRI/ menghancurkan rakyat & umat Islam dikendalikan dr Lippo Karawaci & Mako depan Tugu Tani

39]. James Riady banyak punya piara jenderal, pejabat tinggi, tokoh2, politisi, ketum Partai dst.. Uang ga berseri, selama bisa dibeli, BAYAR

40]. Kini James Riady bersatu dgn CSIS musuh negara dan rakyat RI, kolaborator AS dan vatikan, mau kuasai RI sepenuhnya : IPOLEKSOSBUDHANKAM

41]. James Riady The Most Dangerous Man in The World. Selandia Baru, Malaysia, dan negara2 lain pantau gerak geriknya, bahkan larang masuk

42]. JR adalah WN RRC. Bukan semata2 krn azas ius sanguinis yg diterapkan RRC, tetapi dia memang warga negara RRC. Kok bebas obok2 RI?

43]. Selama James Riady cs dan CSIS masih bercokol di RI, NKRI dan rakyat RI dalam ancaman bahaya BESAR. Mari kita usir mereka dari RI !!

44]. Sebab itu kami gembira ada komponen rakyat RI yg akan ajukan gugatan pencabutan WNI atas James Riady plus Persona Non Grata selama2nya

45]. Jangan biarkan NKRI warisan anak cucu kita dikuasai oleh JR dan CSIS. Mari kita lawan mereka semua..karena merek adalah musuh2 negara

46]. Selamatkan NKRI sebelum terlambat. Jangan biarkan James Riady dan CSIS berkuasa di RI melalui bonekanya.

Lihat bukti artikel di link ini ~>> http://bulansabit-kembar.blogspot.com/2014/03/melacak-jejak-stan-greenberg-james.html

47]. Setelah ekonomi RI dikendalikan cina, skrg mereka mau kendalikan semuanya. Selamat datang Penjajah Baru !!

Lihat bukti artikel di link ini ~>> http://yudisamara.org/2014/02/20/setelah-hegemoni-ekonomi-kini-saatnya-etnis-cina-berkuasa-penuh-di-ri/





Read More

The Chinese Communist Party and Corruption Network Worldwide

Leave a Comment
In the examination of Ji Wenlin, governor of Hainan province within mid of January 2016 revealed a shocking confession that during the time Ji Wenlin with Zhou Yong Kang of the Chinese Communist Party Central Committee set up many projects in various countries. Ji Wenlin and Zhou Yong Kang obtain Commission Fee of company the Chinese companies get projects in various Asian countries about 10% to 20% of each project. One of company that often help is China Rail Way Construction Limited.

In Thailand, Ji Wenlin and Zhou Yong Kang co-operates with Thailand bribing police Lt. Gen. Pongpat Chsyapan through projects was undertaken by China Railway Construction since 2006.

With India, Zhou Yong Kang and Ji Wenlin related very closely to the former Indian Prime Minister Manmohan Singh and Pakaj Bhujbal and had a coal business.

In Indonesia, Ji Wenlin and Zhou Yong Kang had a very close relationship with the government of Indonesian President Mr. Jokowi, by through the second mother of the country Mrs. Rini Soemarno, which currently has the most decisive ministerial posts in the construction of the railway. In January 2016, Ji Wenlin arranged remittances to Ms. Rini Sumarno amount 5 Million USD.

Currently Ji Wenlin and Zhou Yong Kang have been punished for corruption is enormous over the last 8 years. Ji Wenlin in law 14 years in prison and Zhou Yong Kang was sentenced to life, as presented Wang Dan in Taiwan in the World seminar against corruption early last week.

Read More

Jejak Digital Izin Reklamasi Pantai Utara Jakarta, Agung Podomoro dan Ahok

1 comment

Boss Agung Podomoro Land (APL) ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan KPK terkait dugaan korupsi dalam pembahasan Perda Reklamasi, yang melibatkan Sanusi, Anggota DPRD. Sebagaimana bisa dibaca di: https://m.tempo.co/read/news/2016/04/01/063758803/m-sanusi-ditangkap-kpk-terkait-pembahasan-perda-reklamasi

Sebelum kasus "Podomoro Gate" ini eskalasi pemberitaanya naik pasca OTT Sanusi dan penahanan Boss APL, sebenarnya kita bisa membaca jejak-jejak digital sebagai berikut:

(1) Saat Agung Podomoro, tidak mau disalahkan oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) atau pihak lain terkait Reklamasi Pantai Utara Jakarta dan menyatakan bahwa mereka sudah bertindak sesuai izin, Gubernur Ahok, sebagaimana yang diberitakan di:http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150210170338-92-31097/agung-podomoro-kami-bertindak-sesuai-izin-gubernur-ahok/

(2) Namun, keluhan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melangkahi wewenang Pemerintah Pusat dalam penerbitan izin reklamasi kawasan Pluit di Pantai Utara Jakarta dan juga pernyataan APL, dibantah Ahok, dan bahkan Ahok menyatakan bahwa izin reklamasi Agung Podomoro diterbitkan oleh Foke, sebagaimana yang diberitakan di:http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150211091156-92-31236/ahok-izin-reklamasi-agung-podomoro-diterbitkan-foke/

(3) Selanjutnya, bisa diketahui bahwa sebenarnya izin reklamasi itu susah banget didapat dan ribet banget prosedurnya, mulai dari DED, AMDAL, RPL dan lain-lain, yang esensinya tentu saja menghitung "Socio-Economic Costs Benefits".

(4) Dari artikel http://m.cnnindonesia.com/nasional/20151105235607-20-89800/jalan-panjang-reklamasi-pantai-utara-jakarta/ bisa diketahui bahwa pada Februari 2015 tersebut, sudah ada 2 izin yang keluar, yaitu izin yang dikeluarkan: 1) Foke untuk PT Kapuk Naga Indah, anak perusahaan Agung Sedayu Group, untuk reklamasi pulau C, D, dan E pada 2012; dan 2) Ahok untuk PT Muara Wisesa Samudera, anak perusahaan Grup Agung Podomoro, untuk reklamasi Pulau G pada 2014.

(5) Lebih jelasnya bisa dilihat di peta Reklamasi, yang warna biru, Izin yang dikeluarkan Foke untuk Agung Sedayu, sedangkan warna merah, Izin yang dikeluarkan Ahok untuk Agung Podomoro.

(6) Di sini, sekali lagi sekali lagi terbaca, bahwa yang memberikan Izin kepada PT MWS anak perusahaan PT APL adalah siapa? Ahok! Ya, AHOK!

(7) Setahun kemudian, dapat diketahui bahwa sudah ada 10 pulau yang mendapat izin reklamasi, sebagaimana yang diberitakan di: https://m.tempo.co/read/news/2016/02/04/231742201/ternyata-sudah-10-pulau-mendapat-izin-reklamasi-teluk-jakarta/2

(8) Kemudian, kebenaran jejak-jejak digital Berita-Berita tersebut, dapat kita verifikasi maupun falsifikasi langsung dengan jejak-jejak digital Produk Hukum, melalui website
http://www.jakarta.go.id/v2/produkhukum/search dan ketik "Reklamasi" di kolom "Tentang", dan kita pun mendapatkan hasil seperti ini:

- Keputusan Gubernur Nomor 2485 Tahun 2015
PEMBERIAN IZIN PELAKSANAAN REKLAMASI PULAU K KEPADA PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, Tbk
- Keputusan Gubernur Nomor 2269 Tahun 2015
PEMBERIAN IZIN PELAKSANAAN REKLAMASI PULAU I KEPADA PT JALADRI KARTIKA PAKCI
- Keputusan Gubernur Nomor 2268 Tahun 2015
PEMBERIAN IZIN PELAKSANAAN REKLAMASI PULAU F KEPADA PT JAKARTA PROPERTINDO
- Keputusan Gubernur Nomor 2238 Tahun 2014
Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G Kepada PT Muara Wisesa Samudra
- Peraturan Gubernur Nomor 146 Tahun 2014
Pedoman Teknis Membangun Dan Pelayanan Perizinan Prasarana Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
- Instruksi Sekretaris Daerah Nomor 13 Tahun 2014
Pengawasan Dan Pengendalian Kegiatan Reklamasi Dan Pemanfaatan Ruang Di Perairan Laut Pantai Utara Jakarta
- Peraturan Gubernur Nomor 121 Tahun 2012
Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Jakarta
- Keputusan Gubernur Nomor 1900 Tahun 2009
Pembubaran Badan Pelaksana Reklamasi Pantai Utara Jakarta
- Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2007
Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
- Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995
Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Setiap Produk Hukum ini bisa kita unduh dan kita baca. Ini transparansi hukum. There is no secreet between us...

(9) Ahok, boleh saja membantah, (dan menyatakan) bahwa Izin Reklamasi bagi Podomoro, yang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara, yang bersifat konkrit, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata (vide: Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004), itu dikeluarkan oleh Foke.

(10) Akan tetapi, jejak digital Produk Hukum dari website resmi Pemprov DKI, diketahui bahwa Pergub No. 121 tahun 2012 yang ditandatangani Foke, sama sekali tidak bisa disebut Izin sebagai Keputusan TUN, dan bahkan justru sebaliknya bahwa Keputusan Gubernur Nomor 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin (ya, dibaca pelan-pelan I Z I N) Pelaksanaan Reklamasi Pulau G Kepada PT Muara Wisesa Samudra - anak perusahaan Agung Podomoro, ditandatangani oleh siapa? Ahok! Ya, AHOK!

(11) Akhirnya, Ahok bisa dan silakan saja membantah tidak punya hubungan dengan Podomoro dan cuci tangan dari Izin Reklamasi Pantai Utara Jakarta, tapi Ahok tidak bisa menghapus jejak digital pada 7 Maret 2016 - 2 minggu sebelum penangkapan Sanusi dan penahanan Boss Podomoro, bahwa Ahok bukan hanya Gubernur DKI, tapi juga Gubernur Agung Podomoro, sebagaimana yang ditulis di:http://megapolitan.kompas.com/read/2016/03/07/06290071/Ahok.dan.Sebutan.Gubernur.Agung.Podomoro
Read More

Mengungkap Fakta Dalang Kerusuhan Mei 1998

Leave a Comment

Pengkaderan Kasebul


Saya menempuh pendidikan di sekolah milik Cosmas Batubara, tokoh eksponen’66 yang menghadiri rapat di rumah Fahmi Idris yang juga dihadiri Sofyan Wanandi. Rapat mana untuk pertama kalinya Benny Moerdani mengungkap rencana menggulingkan Presiden Soeharto melalui kerusuhan rasial anti Tionghoa dan Kristen (Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Penerbit Mizan, hal. 316).

Salah satu kegiatan wajib di sekolah milik Cosmas Batubara adalah melakukan retreat dan tahun ajaran 1992-1993, seluruh siswa kelas 5 SD retreat selama lima hari di sebuah wisma sekitar Klender yang lebih mirip asrama daripada tempat retreat.

Wisma lokas retreat tersebut sudah sangat tua dan berdesain khas gedung tahun 1960an. Sejak awal menjejakan kaki di sana saya sudah merasakan aura  yang tidak enak dan ini sangat berbeda dari lokasi retreat lain seperti Maria Bunda Karmel di puncak.

Adapun kegiatan selama retreat lebih menekankan kepada kedisiplinan dan melatih mental sehingga setiap kamar tidak ada kipas angin atau AC, dan selama retreat kami dipaksa bangun jam 4 pagi ppadahal baru tidur rata-rata jam 11 malam, ada puasa sepanjang hari, berdoa semalam suntuk dan ada beberapa kegiatan yang tidak lazim seperti diminta mencium dan mengingat bau bumbu masakan atau bunga yang disimpan dalam beberapa botol kecil selanjutnya mata ditutup dan setiap anak akan disodori botol-botol tadi dan diminta menebak bau/wangi apa.

Puluhan tahun kemudian saya membaca bahwa pada tahun 1967 tempat pendidikan Kaderisasi Sebulan (Kasebul) milik Pater Beek dipindahkan ke Klender, Jakarta Timur yang memiliki tiga blok, 72 ruangan dan 114 kamar tidur. Apakah lokasi yang sama Kasebul dengan tempat retreat adalah tempat yang sama? Saya tidak tahu.

Puluhan tahun kemudian saya masih ingat pengalaman selama lima hari yang luar biasa melelahkan tersebut padahal saya tidak ingat pengalaman retreat saat di Maria Bunda Karmel, dan karena itu saya menjadi paham maksud Richard Tanter bahwa metode Kasebul yang melelahkan jiwa dan raga tersebut pada akhirnya akan menciptakan kader yang sepenuhnya setia, patuh kepada Pater Beek secara personal, menjadi orangnya Beek seumur hidup dan bersedia melakukan apapun bagi Pater Beek sekalipun  kader tersebut sudah pulang ke habitat asalnya.

Apakah Kasebul masih dilakukan hari ini mengingat kekuatan Katolik dan Paus di Roma sudah tidak sekuat puluhan tahun silam, namun saya yakin Kasebul masih ada setidaknya tahun 1992-1993 sebab  Suryasmoro Ispandrihari mengaku kepada Mujiburrahman bahwa tahun 1988 dia pernah ikut Kasebul dan diajarkan untuk anti Islam, pernyataan yang dibenarkan oleh Damai Pakpahan, peserta Kasebul tahun 1984. Oleh karena itu saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan murid-murid pertama Pater Beek seperti Jusuf Wanandi, dan Sofyan Wanandi di CSIS bila mereka sampai hari ini tidak bisa melepas karakter Ultra Kanan untuk melawan Islam, bagaimanapun begitulah didikan Pater Beek, tapi tetap saja mereka tidak bisa dimaafkan karena mendalangi Kerusuhan 13-14 Mei 1998 dan harus diproses secara hukum.


Kudatuli 1996

Upaya menggerakan massa untuk jatuhkan Presiden Soeharto bisa dianggap dimulai pada tanggal 8 Juni 1996, ketika Yopie Lasut selaku Ketua Yayasan Hidup Baru mengadakan pertemuan tertutup dengan 80 orang di Hotel Patra Jasa dengan tema “MENDORONG TERCIPTANYA PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP REZIM ORDE BARU DI DAERAH-DAERAH” yang dihadiri antara lain oleh aktivis mahasiswa radikal, tokoh LSM, mantan tapol, Sofyan Wanandi-Megawati Soekarnoputri-Benny Moerdani.

Tidak berapa lama kemudian, operasi Benny Moerdani untuk meradikalisasi rakyat dengan tujuan “mendorong” mereka bangkit melawan Presiden Soeharto dimulai ketika pada tanggal 22 Juni 1996, Dr. Soerjadi, orang yang pada tahun 1986 pernah diculik Benny Moerdani ke Denpasar dan akhirnya menjadi Ketua PDI periode 1986-1992 dengan diperbantukan Nico Daryanto dari CSIS dan bekerja di bank milik kelompok usaha Sofyan Wanandi yaitu Gemala Grup dan akhirnya menjadi Presiden Direktur PT Aica Indonesia, akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PDI menggeser boneka Benny Moerdani, yaitu Megawati Soekarnoputri.

Megawati dipersiapkan Moerdani sebagai boneka untuk menggantikan Presiden Soeharto yaitu Megawati Soekarnoputri dalam kongres yang juga dibiayai oleh Sofyan Wanandi.

Menurut kesaksian Alex Widya Siregar, terpilihnya Megawati Soekarnoputri pada munas tahun 1993 adalah karena Direktur A Badan Intelijen ABRI waktu itu yaitu Agum Gumelar menggiring peserta munas ke Hotel Presiden sambil ditodong pistol dan mengatakan “Siapa tidak memilih Megawati akan berhadapan dengan saya.” Belakangan diketahui bahwa Agum Gumelar adalah salah satu anak didik yang setia kepada Benny Moerdani dan bersama Hendropriyono menerima perintah untuk seumur hidup menjaga Megawati Soekarnoputri.

Sebulan kemudian pada tanggal 27 Juli 1996 terjadi penyerbuan ke kantor PDI oleh massa Dr. Soerjadi menghantam massa PDI Pro Mega yang sedang berorasi di depan kantor PDI, dan Megawati telah mengetahui dari Benny Moerdani bahwa penyerbuan akan terjadi namun dia mendiamkan sehingga berakibat matinya ratusan pendukung Megawati dan menelan korban harta dan jiwa dari rakyat sekitar.

Pada hari bersamaan Persatuan Rakyat Demokratik yang didirikan oleh Daniel Indrakusuma alias Daniel Tikuwalu, Sugeng Bahagio, Wibby Warouw dan Yamin mendeklarasikan perubahan nama menjadi Partai Rakyat Demokratik yang mengambil tempat di YLBHI, dan selanjutnya pasca Budiman Soejatmiko dkk ditangkap, pada Agustus 1997 PRD deklarasikan perlawanan bersenjata.

Hasil karya CSIS-Benny Moerdani-Megawati dalam Kudatuli antara lain: berbagai gedung sepanjang ruas jalan Salemba Raya seperti Gedung Pertanian, Showroom Auto 2000, Showroom Honda, Bank Mayapada, Dept. Pertanian, Mess KOWAD, Bus Patas 20 jurusan Lebak Bulus – Pulo Gadung, bus AJA dibakar massa. Sepanjang Jl. Cikini Raya beberapa gedung perkantoran seperti Bank Harapan Sentosa dan tiga mobil sedan tidak luput dari amukan massa dll.



Merekayasa Kerusuhan Mei 1998


Selanjutnya pada hari Minggu, 18 Januari 1998 terjadi ledakan di kamar 510, Blok V, Rumah Susun Johar di Tanah Tinggi, Tanah Abang sesaat setelah jam berbuka puasa, yang membuat ruangan seluas 4 x 4 meter tersebut hancur berantakan. Langit-langit yang bercat putih porak-poranda, atap ambrol, dinding retak, salah satu sudut jebol dan di sana sini ada bercak darah. Menurut keterangan Mukhlis, Ketua RT 10 Tanah Tinggi bahwa Agus Priyono salah satu pelaku yang tertangkap saat melarikan diri, ditangkap dalam kondisi belepotan darah dan luka di bagian kepala dan tangannya, sementara dua lainnya berhasil kabur. Setelah melakukan pemeriksaan, polisi menemukan: 10 bom yang siap diledakan, obeng, stang, kabel, botol berisi belerang, dokumen notulen rapat, paspor dan KTP atas nama Daniel Indrakusuma, disket, buku tabungan, detonator, amunisi, laptop berisi email dan lain sebagainya. Dari dokumen tersebut ditemukan fakta bahwa Hendardi, Sofyan Wanandi, Jusuf Wanandi, Surya Paloh, Benny Moerdani, Megawati terlibat dalam sebuah konspirasi jahat untuk melancarkan kerusuhan di Indonesia demi gulingkan Presiden Soeharto.



Temuan tersebut ditanggapi Baskortanasda Jaya dengan memanggil Benny Moerdani (dibatalkan), Surya Paloh dan kakak beradik Wanandi dengan hasil:

1. Surya Paloh membantah terlibat dengan PRD namun tidak bisa mengelak ketika ditanya perihal pemecatan wartawati Media Indonesia yang menulis berita mengenai kasus bom rakitan di Tanah Tinggi tersebut.

2. Jusuf Wanandi dan Sofyan Wanandi membantah terlibat pendanaan PRD ketika menemui Bakorstanas tanggal 26 Januari 1998, namun keesokan harinya pada tanggal 27 Januari 1998 mereka mengadakan pertemuan mendadak di Simprug Jakarta Selatan yaitu di rumah Jacob Soetoyo bersama Benny Moerdani, A. Pranowo, Zen Maulani dan seorang staf senior kementerian BJ Habibie dan kemudian tanggal 28 Januari 1998, Sofyan Wanandi kabur ke Australia yang sempat membuat aparat berang dan murka. Sofyan Wanandi baru kembali pada bulan Februari 1998.

Bersamaan dengan temuan dokumen penghianatan CSIS dan Benny Moerdani tersebut, dan fakta bahwa Sofyan Wanandi menolak gerakan “Aku Cinta Rupiah” padahal negara sedang krisis membuat banyak rakyat Indonesia marah dan segera melakukan demo besar guna menuntut pembubaran CSIS, namun Wiranto melakukan intervensi dengan melarang demonstrasi.

Mengapa Wiranto membantu CSIS? Karena dia adalah orangnya Benny Moerdani dan bersama Try Soetrisno sempat digadang-gadang oleh CSIS untuk menjadi cawapres Presiden Soeharto karena CSIS tidak menyukai BJ Habibie dengan ICMI dan CIDESnya.

Kepanikan CSIS atas semua kejadian ini terlihat jelas dalam betapa tegangnya rapat konsolidasi pada hari Senin, 16 Februari 1998 di Wisma Samedi, Klender, Jakarta Timur (dekat lokasi Kasebul) dan dihadiri oleh Harry Tjan, Cosmas Batubara, Jusuf Wanandi, Sofyan Wanandi, J. Kristiadi, Hadi Susastro, Clara Juwono, Danial Dhakidae dan Fikri Jufri.

Ketegangan terutama terjadi antara J. Kristiadi dengan Sofyan Wanandi sebab Kristiadi menerima dana Rp. 5miliar untuk untuk menggalang massa anti Soeharto tapi CSIS malah menjadi sasaran tembak karena ketahuan mendanai gerakan makar. Akibatnya Sofyan dkk menuduh Kristiadi tidak becus dan menggelapkan dana.

Tuduhan ini dijawab dengan membeberkan penggunaan dana terutama kepada aktivis “kiri” di sekitar Jabotabek, misalnya Daniel Indrakusuma menerima Rp. 1,5miliar dll. Kristiadi juga menunjukan berkali-kali sukses menggalang massa anti Soeharto ke DPR, dan setelah CSIS didemo, Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta (FKMIJ) yang setahun terakhir digarap segera mengecam demo tersebut. Di akhir rapat disepakati bahwa Kristiadi akan menerima dana tambahan Rp. 5 miliar.

Karena kondisi sudah mendesak bagi Benny Moerdani, kakak beradik Wanandi dan CSIS sehingga mereka memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan kejatuhan Presiden Soeharto memakai rencana yang pernah didiskusikan di rumah Fahmi Idris pada akhir tahun 1980an yaitu kerusuhan rasial. Adapun metode kerusuhan akan meniru Malari yang dilakukan oleh Ali Moertopo dan Soedjono Hoemardani dengan diperbantukan Sofyan Wanandi yang mendanai GUPPI, yaitu massa yang menunggangi demo mahasiswa UI demi menggulingkan Jenderal Soemitro.

Sekedar mengingatkan Malari yang terjadi pada tanggal 15 – 16 Januari 1976 adalah kerusuhan dengan menunggangi aksi anti investasi asing oleh mahasiswa UI atas hasutan Hariman Siregar, orangnya Ali Moertopo. Kerusuhan mana kemudian membakar Glodok, Sudirman, Matraman, Cempaka Putih, Roxy, Jakarta-By-Pass, 11 mati, 17 luka parah, 200 luka ringan, 807 mobil hancur atau terbakar, 187 motor hancur atau terbakar, 144 toko hancur dan 700 kios di Pasar Senen dibakar habis. Ini semua buah tangan Wanandi bersaudara, Ali Moertopo dan CSISnya.

Masalah yang harus dipecahkan untuk membuktikan bahwa CSIS adalah dalang Kerusuhan 13-14 Mei 1998 adalah:

1. Siapa yang membuat rencana dan mendanai (think);

2. Identitas massa perusuh (tank); dan

3. Siapa yang bisa menahan semua pasukan keamanan dan menghalangi perusuh?

Ad. 1. Pembuat rencana sudah dapat dipastikan muridnya Ali Moertopo, dalang Malari, yaitu Benny Moerdani dan Jusuf Wanandi. Sedangkan dana juga sudah dapat dipastikan berasal Sofyan Wanandi yang meneruskan peran almarhum Soedjono Hoemardani sebagai donatur semua operasi intelijen CSIS dan Ali Moertopo.

Benny Moerdani mengendalikan Kerusuhan 13-14 Mei 1998 dari Hotel Ria Diani, Cibogo, Puncak, Bogor. Adapun SiaR milik Goenawan Mohamad yang tidak lain sekutu Benny Moerdani bertugas membuat alibi bagi CSIS, antara lain dengan menyalahkan umat muslim sebagai dalang Kerusuhan 13-14 Mei 1998 dengan menulis bahwa terdapat pertemuan tujuh tokoh sipil dan militer pada awal Mei 1998 antara lain Anton Medan, Adi Sasono, Zainuddin MZ, di mana konon Adi Sasono menegaskan perlu kerusuhan anti-Cina untuk menghabiskan penguasaan jalur distribusi yang selama ini dikuasai penguasa keturunan Tionghoa.

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1998/07/14/0014.html

Ad. 2. Sampai sekarang massa perusuh tidak diketahui identitasnya namun dalam sejarah kerusuhan CSIS, penggunaan preman bukan hal baru. Dalam kasus Malari, CSIS membina dan mengerahkan GUPPI, tukang becak, dan tukang ojek untuk tujuan menunggangi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.



Dalam kasus penyerbuan ke Timor Leste, CSIS dan Ali Moertopo mengirim orang untuk bekerja sama dengan orang lokal melawan Fretilin sehingga Timor Leste menjadi kisruh yang kemudian menjadi dalih bagi Benny Moerdani menyerbu Timor-Timur. Begitu juga dalam kasus Kudatuli, CSIS menggunakan preman dan buruh bongkar muat dari daerah Pasar Induk Kramat Jati, 200 orang yang terlatih bela diri dari Tangerang, dan lain sebagainya.

Bahkan setelah reformasi, terbukti Sofyan Wanandi mendalangi demonstrasi yang menamakan diri Front Pembela Amar Maruf Nahi Mungkar yang menuntut Kwik Kian Gie mundur karena memiliki saham di PT Dusit Thani yang bergerak dalam usaha panti pijat ketika pemerintah dan DPR berniat menuntaskan kredit macet milik kelompok usaha Sofyan Wanandi sebagaimana diungkap Aberson Marle Sihaloho dan Didik Supriyanto, keduanya anggota fraksi PDIP. Adapun kredit macet dimaksud adalah hutang PT Gemala Container milik Sofyan Wanandi kepada BNI sebesar Rp. 92miliar yang dibayar melalui mekanisme cicilan sebesar Rp. 500juta/bulan atau baru lunas 184 tahun kemudian, dan tanpa bunga.

Ad. 3. Adalah fakta tidak terbantahkan bahwa tidak ada tentara selama kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998, dan bilapun ada, mereka hanya menyaksikan para perusuh menjarah dan membakar padahal bila saja dari awal para tentara tersebut bertindak tegas maka dapat dipastikan akan meminimalisir korban materi dan jiwa.

Pertanyaannya apakah hilangnya negara pada kerusuhan Mei disengaja atau tidak?

Fakta lain yang tidak terbantahkan adalah Kepala BIA yaitu Zacky Anwar Makarim memberi pengakuan kepada TGPF bahwa ABRI telah memperoleh informasi akan terjadi kerusuhan Mei. Namun ketika ditanya bila sudah tahu mengapa kerusuhan masih terjadi, Zacky menjawab tugas selanjutnya bukan tanggung jawab BIA. Jadi siapa “user” BIA? Tentu saja Panglima ABRI Jenderal Wiranto yang berperilaku aneh sebab Jakarta rusuh pada tanggal 13 Mei 1998 dan pada tanggal 14 Mei 1998 dia membawa KSAD, Danjen Kopassus, Pangkostrad, KSAU, KSAL ke Malang untuk mengikuti upacara serah terima jabatan sampai jam 1.30 di mana sekembalinya ke Jakarta, kota ini sudah kembali terbakar hebat.

Keanehan Wiranto juga tampak ketika malam tanggal 12 Mei 1998 dia menolak usul jam malam dari Syamsul Djalal dan dalam rapat garnisun tanggal 13 Mei 1998 malam dengan agenda situasi terakhir ketika dia membenarkan keputusan Kasum Letjend Fahrul Razi menolak penambahan pasukan untuk Kodam Jaya dengan alasan sudah cukup.



Selain itu Wiranto menolak permintaan Prabowo untuk mendatangkan pasukan dari Karawang, Cilodong, Makasar dan Malang dengan cara tidak mau memberi bantuan pesawat hercules sehingga Prabowo harus mencarter sendiri pesawat Garuda dan Mandala. Bukan itu saja, tapi KSAL Arief Kusharyadi sampai harus berinisiatif mendatangkan marinir dari Surabaya karena tidak ada marinir di markas mereka di Cilandak KKO dan atas jasanya ini, Wiranto mencopot Arief Kusharyadi tidak lama setelah kerusuhan mereda.

Mengapa Wiranto membiarkan kerusuhan terjadi? Tentu saja karena dia adalah orangnya Benny Moerdani, dan setelah Soeharto lengser, Wiranto bekerja sama dengan Benny Moerdani antara lain dengan melakukan reposisi terhadap 100 perwira ABRI yang dipandang sebagai “ABRI Hijau” dan diganti dengan perwira-perwira yang dipandang sebagai “ABRI Merah Putih.”

Setelah Kerusuhan 13-14 Mei 1998, Wiranto bergerak menekan informasi mengenai terjadinya pemerkosaan massal terhadap wanita etnis Tionghoa termasuk marah karena pengumuman dari TGPF bahwa terjadi pemerkosaan selama kerusuhan. Tidak berapa lama, Ita Marthadinata, relawan yang membantu TGPF dan berumur 17 tahun mati dibunuh di kamarnya sendiri dengan luka mematikan di leher sedangkan sampai hari ini latar belakang pembunuhnya yaitu Otong tidak diketahui dan dicurigai dia adalah binaan intelijen. Kecurigaan semakin menguat sebab beberapa hari sebelum kejadian, Ita dan keluarganya membuat rencana akan memberikan kesaksian di Kongres Amerika mengenai temuan mereka terkait korban Kerusuhan 13-14 Mei 1998.


Bukti CSIS Dalang Kerusuhan Mei 1998


1. Telah teruangkap bahwa CSIS jauh sebelum dan sesat terjadi kerusuhan Mei 1998 kerap mengadakan rapat-rapat rahasia dengan berbagai kalangan yang berseberangan dengan Suharto. CSIS intens membangun komunikasi dan jaringan dengan kelompok militer loyalis LB Moerdani, kelompok aktivis aliran sosialis dan komunis, kelompok media dan aktivis pers anti Suharto, LSM pro demokrasi dan LSM aliran kiri.
2. CSIS menggalang, membiayai dan membina massa kelompok tertentu yang sewaktu-waktu digunakannya untuk melalukan aksi massa, membentuk opini publik dan aksi lainnya sesuai kepentingan politik CSIS.
3. CSIS menggalang, mendorong dan membiayai massa mahasiswa untuk aksi anti Suharto di berbagai kampus, khususnya kampus-kampus katolik dan kristen (Univ Trisakti, Untar, Unika Atmajaya, UKI dll).
4. CSIS memiliki motif dan kepentingan terbesar untuk menggulingkan Suharto sejak tahun 1988. Berpalingnya Suharto dari CSIS dan makin kuatnya peran CIDES sebagai lembaga kajian rujukan kebijakan pemerintah Orde Baru adalah merupakan ancaman serius terhadap kepentingan CSIS.
5. Setelah selama lebih 20 tahun Suharto dan pemerintah Orde Baru berada dalam pengaruh dan kendali CSIS, menghasilkan keuntungan dan manfaat terbesar bagi CSIS, elit Katolik, masyarakat Tionghoa khususnya para konglomerat, perubahan sikap politik Suharto adalah merupakan ancaman serius terhadap kelanggengan dominasi dan hegemoni kelompok mereka di sektor politik dan ekonomi. Satu-satunya solusi untuk menjamin kelangsungan dominasi dan hegemoni politik dan ekonomi kelompok mereka di Indonesia adalah dengan penggulingan Suharto melalui rekayasa peristiwa kerusuhan Mei 1998.

(AM Panjaitan)
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.